Memasuki musim penghujan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginstruksikan masyarakat untuk mewaspadai serangan demam berdarah. Seluruh Puskesmas dihimbau terus memetakan titik-titik rawan penyebaran demam berdarah. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, angka demam berdarah mulai tinggi pada Januari hingga puncaknya menjelang pertengahan tahun.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Sabtu (17/12) menjelaskan, secara umum setiap tahun terjadi penurunan angka kasus serangan demam berdarah. "Angka kematian juga menurun," tutur dia. Namun, Kemenkes tetap menginstruksikan supaya masyarakat mewaspadai penyebaran demam berdara seiring dengan datangnya musim penghujan.
Dari laporan yang masuk ke Kemenkes hingga Oktober menyebutkan, kasus demam berdarah nasional tembus angka 49.486 kejadian dengan angka kematian sebanyak 403 jiwa. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan rekapitulasi demam berdarah 2010 yaitu 156.086 kasus dengan 1.358 meninggal. Sementara untuk 2009 tercatat ada 158.912 kasus demam berdarah dengan angka kematian 1.420 jiwa.
"Jika melihat rekapitulasi tadi, angka demam berdarah berhasil kita tekan setiap tahun," katanya. Namun, Kemenkes tetap meminta masyarakat terus menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah supaya tidak menjadi lokasi favorit nyamuk aedes (Ae) aegypti berkembang biak. Tjandra mengatakan, nyamuk ini ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia. Kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari seribu meter di atas permukaan laut.
Tjandra mengatakan, untuk antisipasi penyebaran penularang demam berdarah, masyarakat diingatkan untuk tetap rajin menjalankan gerakan 3M Plus. Yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas.
Selain itu juga mengupayakan membubuhkan larvasida di lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Ae aegypti. Selanjutnya masyarakat juga bisa memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan mencegah gigitan nyamuk memanfaatkan kawat kasa, kelambu atau mengoleskan anti nyamuk.
Untuk mencegah meningkatnya resiko kematian, Tjandra mengatakan masyarakat harus segera piawai mendeteksi gejala-gejala serangan demam berdarah. "Jangan sampai telat dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," ucap dia. Begitu melihat gejala-gejalan demam berdarah, masyarakat dihimbau langsung melarikan keluarganya ke puskesmas atau rumah sakti untuk penanganan medis.