Politeknik Kesehatan Kemenkes

TRY OUT CPNS 2021

Pusat Pembelajaran CPNS ONLINE 2021.

Siap CPNS 2021?

Tersedia Soal-soal CPNS dan Trayout CPNS 2021

Kamis, 31 Januari 2013

Kacamata dan Kepintaran, Adakah hubungannya

Kacamata dan Kepintaran, Adakah hubungannya?

Kacamata dan Kepintaran

Kerapkali orang beranggapan bahwa kacamata selalu dihubungkan dengan kutu buku, yang suka belajar dan membaca. Muncullah stereotip orang yang berkacamata itu pintar atau sebaliknya, orang pintar itu berkacamata. Hal ini membuat kita masih penasaran, soalnya akhir-akhir ini teman-teman semakin banyak dan pede memakai kaca­mata. Tidak tahu juga penyebab mereka mema­kai kacamata apakah karena memang memiliki gangguan penglihatan atau hanya sekadar style agar terlihat lebih pintar.

Sekarang kita tidak membahas kenapa teman-teman kita memakai kacamata. Anggap saja dulu mereka memakai kacamata karena mata mereka harus dibantu dengan kacamata. Nah kita kembali pada pembahasan semula yang masih membuat kita semakin penasaran. Benar nggak kalau orang yang berka­camata itu pintar dan orang pintar itu berkacama mata? Namun, ada hal yang patut kita dipertanyakan. Apakah ada korelasi atau hubungan antara kacamata dengan kepintaran seseorang?

Menurut Linda, memang benar kalau orang yang berkacamata itu pintar soalnya ia telah melihat keponakannya sebagai buktinya. “Emang benar, orang yang berkacamata itu kebanyakan yang pintar-pintar. Contohnya saja keponakanku, dari SD sampai SMA dia juara kelas terus,” ujarnya.

Sedangkan menurut Ismi orang yang memakai kacamata dulu dengan sekarang berbeda. “Mungkin anggapan itu benar juga. Karena statement ini muncul karena orang-orang dulu ber­kacamata memang pintar-pintar. Dulu lampu listrik belum merata pemakaiannya jadi orang-orang dulu  sering membaca pakai pelita, jadi agak redup. Sehingga mempengaruhi kesehatan dan ketajaman mata mereka. Makanya, mereka memakai kacamata tapi emang benar mereka pintar-pintar. Nah, kalau sekarang belum tentu orang yang berkacamata itu pintar. Karena ke­banyakan orang yang memakai kacamata sering nonton TV terlalu dekat. Lagian, ada juga yang sebagai gaya-gayaan. Kalau ada yang pintar barangkali hanya kebetulan,” tutur mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang ini.

“Menurut aku sangat lucu kalau ada yang menganggap orang yang ber­kacamata itu pintar, tetapi umumnya orang yang berka­camata itu selalu menunjukkan prestasi yang lumayan. Penyebabnya tidak selalu dikaitkan dengan menonton TV terlalu dekat dan membaca di tempat yang redup. Sebenarnya mereka kurang mengonsumsi vitamin A dan memiliki kelaianan pada pembiasan cahaya ke mata. Yang aku lihat, orang yang berka­camata itu tidak kalah keren dalam urusan penapmpilan, bahkan isa mem­punyai ciri khas” tutur Chendy Fragi Yendra mahasiswa Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Lantas, ada tidak korelasi antara kacamata dengan kepintaran seseorang ?

Bagi Ebi, tidak ada hubungannya antara kacamata dengan kepintaran.  “Tidak ada hubungannya. Aku sendiri pakai kacamata tapi tidak pintar, merasa biasa-biasa aja kok. Ada juga yang tidak pakai kacamata tapi dia lebih pintar dari aku. Jadi, tidak ada hubungan­ya sama sekali kan” ujarnya.

Patra mengatakan tidak ada hubungan antara kacamata dengan kepintaran seseorang. Orang yang pakai kacamata bisa saja karena takdirnya, tetapi orang pintar akan lebih memilih tanpa ka­camata” ujar mahasiswa Institut Teknolgi Plus ini.

Kacamata memang tidak ada hubungannya dengan kepintaran seseorang. Hanya saja, ketika seseorang yang memakai kacamata kesan orang yang lebih pintar. Nah, jadi orang berkacamata itu pintar dan orang pintar itu berkacamata hanya sebuah mitos. Banyak juga kok yang tidak memakai kacamata yang pintar. 

Kacamata dan Kecerdasan, Adakah Hubungannya?

Mengapa Superman harus memakai kacamata ketika tampil sebagai alter ego-nya, Clark Kent? Tidak cukupkah ia menyisir rambutnya menjadi klimis? Mengapa ia tidak memakai kumis palsu saja? Kenapa pula, dengan memakai kacamata itu, Clark Kent lalu belagak jadi pria yang pemalu, kikuk, kurang pergaulan atau kuper, dan lain sebagainya?
Selama ini kita sering melihat bahwa orang yang berkacamata sering kali dikaitkan dengan sifat-sifat semacam itu. Lihat Ugly Betty atau film-film lain yang mengetengahkan tokoh remaja putri pintar tapi kuper dan selalu digambarkan berkacamata, dan mereka selalu jadi bahan ejekan teman-teman prianya? Mereka baru menjadi perhatian ketika berhasil me-makeover dirinya menjadi cantik, tanpa kacamata tentunya.
Hal ini tentu patut dipertanyakan: bagaimana sih persepsi kita mengenai orang yang berkacamata? Bagaimana kacamata menyatakan sesuatu mengenai kepribadian seseorang? Ternyata, para peneliti punya banyak cerita mengenai hal ini.

Berkacamata berarti kutu buku?
Menurut studi yang digelar oleh Centre for Eye Research di University of Melbourne, tahun 2008, tidak ada korelasi antara penggunaan kacamata dan sifat-sifat seperti kutu buku atau kuper. Peneliti mengamati kepribadian orang-orang kembar selama empat tahun dan mengukur seberapa terbuka, ekstrover, neurotik, dan teliti pada diri mereka. Ternyata, para peneliti tidak bisa mengungkapkan hubungan antara berkacamata dan sifat pemalu atau introver. Namun, ada sedikit koneksi antara mata minus dan sikap terbuka dan ramah. Jadi, mengenakan kacamata tidak berarti kutu buku; bahkan pemakainya terbukti lebih easy going dan lebih ramah.

Kacamata bikin orang terlihat lebih cerdas
Kacamata memang tidak secara langsung menciptakan seseorang yang introver, tapi tampaknya memberi kesan orang yang lebih cerdas. Sebuah survei yang digelar pada tahun 2009 oleh Essilor of America, pembuat lensa kacamata, menanyai pendapat kepada lebih dari 3.000 orang Amerika tentang orang berkacamata. Hasilnya, sebanyak 40 persen mengakui bahwa kacamata membuat orang terlihat lebih cerdas dan 74 persen menilai orang berkacamata umumnya bekerja sebagai petugas perpustakaan! Guru menempati posisi kedua sebagai profesi yang dikaitkan dengan kacamata (71 persen).

Berkacamata bikin tampang jadi tidak menarik
Sebuah studi lain menyatakan bahwa orang berkacamata merasa kurang menarik dan kurang percaya diri. Studi yang diterbitkan di Optometry and Vision Science ini memilih sekelompok anak usia 8-11 tahun yang bermata minus dan meminta mereka mengenakan kacamata atau lensa kontak. Setelah tiga tahun, anak-anak ini ditanya mengenai tingkat keyakinan diri mereka. Ternyata, anak-anak yang memakai lensa kontak merasa lebih pede dengan tampangnya, kemampuan atletiknya, dan bagaimana teman-teman menanggapi mereka.
Anak-anak perempuan dilaporkan mengalami perbaikan keyakinan diri yang sangat dramatis.

Stereotipe si kacamata
Kesimpulannya, kacamata memang menandakan tipe kepribadian tertentu, dan hal itu dimulai sejak usia dini. Sedih juga ya kalau dengan memakai kacamata anak-anak bisa memengaruhi penilaian orang lain terhadap diri mereka. Meskipun kacamata bisa memperjelas penglihatan seseorang, ternyata hal itu tidak bisa memberikan pandangan yang akurat mengenai kepribadian seseorang.

Yang lebih sedih lagi, remaja perempuan merasa makin tidak nyaman dengan kacamatanya, ketimbang remaja laki-laki. Studi yang mempelajari tentang relasi pria-wanita ternyata lebih peduli mengenai bagaimana pandangan tentang perempuan yang memakai kacamata. Hal ini menyiratkan bahwa stereotipe mengenai pemakai kacamata tidak berlaku untuk semua gender.
Lepas dari masalah gender, kacamata sebenarnya tidak membuat kita lebih cerdas atau kurang menarik seperti anggapan masyarakat. Selebriti seperti Tina Fey dan Lisa Loeb berhasil mengubah pandangan bahwa berkacamata pun bisa membuat seseorang terlihat stylish dan seksi.

Share:

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jangan Merokok

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jangan Merokok

Menteri Kesehatan RI
Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi mengatakan sebaiknya para mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) jangan merokok, karena para mahasiwa itu nantinya adalah para pekerja di bidang kesehatan.

"Sebaiknya jangan (merokok), kalau perlu jangan diterima jadi mahasiswa poltek. Kan mereka itu calon tenaga kesehatan," ujar Nafsiah Mboi, dalam Sosialisasi PP. NO.109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, (23/1/2013).

Selain memberikan imbauan itu, Nafsiah juga menjelaskan bahwa rokok mengandung 4.000 zat kimia yang berbahaya tinggi bagi kesehatan. "Seperti nikotin yang bersifat adiktif, tar yang bersifat karsinogenik, bahkan formalin," ujarnya.

Rokok adalah produk berbahaya dan adiktif, zat yang terkandung di dalam sebatang rokok antara lain tar (bahan bakar aspal), acetone (bahan penghapus cat), methanol (bahan bakar roket), naphtalena (bahan pembuat kapur barus), cadmium (untuk aki mobil/baterai)

Orang Indonesia Konsumsi 10 Batang Rokok per Hari

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia dan menempati urutan keempat setelah China, USA, dan India. Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi per harinya sekitar 10 batang.

Menurut data, jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Indonesia cenderung meningkat dari 182 miliar pada 2001 menjadi 260.8 miliar pada 2009.

"Secara umum, kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan, karena konsumsi tembakau masih tinggi" ujar Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi, di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Rabu (23/1/2013).

Nafsiah menjelaskan, dengan 10 batang rokok bisa berdampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi.

"Apabila harga per batang adalah Rp 500, maka perokok bisa mengeluarkan sekitar Rp 5.000 perhari, atau Rp 150 ribu per bulan untuk membeli rokok saja," ujar Nafsiah.

Sementara untuk beban biaya penyakit akibat rokok, lanjut Nafsiah, bisa lebih mahal dari ongkos membeli rokok. Umumnya, gangguan yang sering diderita perokok biasanya pernapasan dan paru-paru.

"Bukan hanya dari biaya pengobatan, tetapi juga biaya hilangnya hari atau waktu produktivitas kerja, untuk usia pekerja," tegasnya.

Perokok Pasif

Dalam paparannya, Menkes, juga menjelaskan jumlah perokok pasif di Indonesia cukup tinggi hingga mencapai puluhan juta. Untuk perempuan Indonesia ada 62 juta dan laki-laki 30 juta perokok pasif. Sedangkan anak-anak usia 0 hingga 4 tahun yang terpapar asap rokok jumlahnya mencapai 11,4 juta anak
Share:

Minggu, 20 Januari 2013

CPNS 2013 Kabupaten Bekasi

Seleksi CPNS Kabupaten Bekasi 2013

Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membuka penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada awal 2013.
“Penerimaan calon PNS tersebut untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang sampai saat ini masih kurang,” ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bekasi Sutisno, di Cikarang, Selasa.
Menurut dia, jumlah lowongan yang ditawarkan kepada masyarakat tergantung pada persetujuan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Kalau kebutuhan pegawai di Pemkab Bekasi saat ini bisa mencapai 9.600 orang. Namun, tidak mungkin akan dikabulkan semua oleh BKN,” ujarnya.
Menurut dia, penempatannya akan disesuaikan dengan kebutuhan di dinas masing-masing dan mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah.
Menurut dia, proses penerimaan pegawai baru pada 2013 diperkirakan akan berbeda dengan tahun sebelumnya.
Seleksi calon pegawai, kata dia, akan dilakukan langsung oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara atau BKN .
“Kami sudah ajukan kebutuhan pegawai ke BKN. Nanti tergantung BKN berapa yang disetujui,” ujarnya.
Sutisno mengatakan, beberapa tenaga yang dibutuhkan adalah pendidik atau guru, tenaga medis seperti perawat dan dokter yang akan ditempatkan di seluruh Puskesmas, tenaga pengawas pada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), tenaga pengawas bangunan untuk Dinas Tata Ruang dan Pemukiman.
“Secepat mungkin jika sudah disetujui oleh BKN, akan segera dibuatkan pengumumannya dan disebar luaskan kepada masyarakat. Pemkab Bekasi memprioritaskan SDM dari Kabupaten Bekasi,” ujarnya.
sumber :antara Editor: Ruslan Burhani
Share:

Rabu, 02 Januari 2013

Jokowi Siap Mediasi Warga Hang Jebat dengan Kemenkes

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengunjungi warga RT 05 RW 08, Hang Jebat,  Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2012). Wilayah tersebut menjadi sengketa antara warga dengan Kementrian Kesehatan.
Jokowi mengatakan, dirinya  masih ingin melihat berkas-berkas surat di lahan yang bersengketa. "Saya belum ngerti status hukum, sejarah dari tanah ini. Tugas kita dan pak walikota menjadi mediator supaya nyambung. Kalau sudah nyambung sudah terlihat hasilnya jelas," tuturnya.
Di daerah yang dulunya rawa ini, sebelumnya terdapat 50 kepala keluarga. Sebagian besar dari mereka sudah pindah dengan diberi kompensasi oleh Kemenkes. Saat ini tersisa 9 KK lagi. "Dulunya rawa, dulunya di gusur dari Senayan. Status tanah ga ada, PBB ada, sertifikat tahun 98. Tadinya 50 KK sekarang 9 KK, pada pindah ke Ciputat dengan imbalan Rp 5 juta satu KK," ucap Ketua RT 05, Dirwantoro.
Selain itu warga juga mengeluhkan intimidasi yang dilakukan oleh preman-preman yang tak dikenal. Selain itu, sebuah buldozer sempat singgah di daerah itu. "Nanti akan saya telepon Kemenkes hari Rabu. Nanti saya mediasi," tutur Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu mengatakan, hal serupa juga terjadi hal di tempat lain. Seperti di Kampung Sawah, Taman Sari. "Nanti akan dicarikan jalan keluar. Sudah ngerti kondisi lapangannya. Mungkin ada girik, PBB kemudian di kemenkes mungkin ada suratnya. Ya tapi mesti tahu sejarahnya juga." ucap Jokowi -->
Share:

Kemenkes-Pemda Harus Gencar Disinfektan Virus Itik

Kementerian Pertanian meminta Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah lebih gencar melakukan disinfektan/membasmi penyakit untuk menghindari penyebaran virus avian influenza H5N1 clade 2.3.2 yang menyerang itik.

Demikian disampaikan Peneliti Balai Besar Penelitian Veteriner, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, Indi Damayanti di kantor Badan Litbang Pertanian Jakarta, Rabu (2/1/2013).

"Kita tidak mungkin bekerja sendirian. Harus lintas sektoral dari Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah untuk membersihkan virus itu," kata Indi.

Terkait penyebaran virus tersebut pihak Litbang Pertanian memperkirakan saat ini sudah menyebar dan mencemari pasar. Hal itu tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. "Resiko menginfeksi ke manusia sangat ada, karena tingkat kontaminasinya sangat tinggi. Oleh karenanya pasar harus sehat," kata Indi.

Beberapa daerah di Indonesia yang sudah dinyatakan terkena virus itik tersebut yaitu.
Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY Yogyakarta, Banten, Lampung, Riau, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. -->
Share:

Makan Tempe Bisa Bikin Awet Muda

Para perempuan yang ingin tampil awet muda sudah saatnya membiasakan diri dengan mengkonsumsi tempe. Menurut Ika Heri Kustansi, mahasiswa D3 Gizi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Malang, tempe mengandung isoplafon (zat bioaktif) yang bisa membuat awet muda.
Menurut mahasiswa semester 5 itu, kandungan isoplafon dalam tempe sangat bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh. Dampaknya bisa awet muda dan selalu cantik.
Selain itu isoplafon juga bisa menyuburkan kandungan. "Kandungan isoplafon ini hanya diperoleh di tempe. Sumber isoplafon lainnya yakni pada tumbuhan," kata Ika dalam Nutrifair 2012, live smart with tempe di Hall Matos Malang.
Manfaat isoplafon bisa diperoleh dengan mudah. Dalam sehari, cukup mengkonsumsi 3-5 potong tempe, baik digoreng maupun direbus. "Jadi tidak perlu konsumsi makanan mahal untuk awet muda, cukup dengan tempe," ujar Ika kepada Surya (Tribunews.com Network). -->
Share:

Puluhan Sopir Angkutan Umum Kediri Ikuti Tes Urin

Puluhan sopir angkutan umum yang singgah di Terminal Tamanan, Kota Kediri, Jawa Timur diwajibkan mengikuti pemeriksaan kesehatan dan tes urin, Kamis (27/12/2012).
Sopir yang diminta tes urin mayoritas sopir bus antar kota dalam provinsi.Ada juga sopir angkutan umum pedesaaan serta angkutan kota. Pemeriksaan kesehatan dan tes urin sopir angkutan umum ini dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun Baru 2013.
Sementara arus penumpang di terminal Tamanan  masih terlihat normal belum terjadi lonjakan. Petugas dari RS Bhayangkara yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes urin masih merekap hasilnya.
Share:

Buku CPNS 2021

Tryaout CPNS 2021