Kemenkes Gandeng Sanofi Cegah Diabetes
Gaya hidup tidak sehat menjadi penyumbang terbesar meningkatnya kasus diabetes mellitus di Indonesia sementara yang lain berasal dari faktor genetik.
"Bagaimana tidak meningkat. Rokok jalan terus, kurang aktivitas tubuh, dan tidak makan sayur," ujar Direktur Penyakit Tidak menular, Dirjen PP&PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M. Kes dalam Media Briefing bertajuk "Partnership for Diabetes Control in Indonesia", di Jakarta, Sabtu (4/5/2013).
Ekowati menyebutkan bahwa penyebab terbanyak dari penderita diabetes adalah 80 persennya dari gaya hidup, dan 20 persen dari faktor genetik.
Melihat kemungkinan yang tidak mengenakkan seperti ini, membuat pihak Kementerian Kesehatan terus menggalang kerja sama dengan pihak swasta untuk mencegah agar tidak semakin banyak masyarakat yang terkena diabetes dan tidak akan pernah membiarkan orang yang sakit diabetes tidak diobati.
Sejak November 2011 telah dilakukan Penandatanganan Kerjasama Program Corporate Social Responsibility (CSR) antara Kementerian Kesehatan dengan 23 Dunia Usaha/Swasta dan Badan Usaha Milik Negara, salah satunya Sanofi Group Indonesia.
Tujuannya untuk mendukung dan memberi kontribusi dalam pembangunan kesehatan serta mendorong pencapaian target Milleniun Development Goals (MDGs) bidang kesehatan. Ruang lingkup kesepakatan bersama difokuskan pada peningkatan Kesehatan Ibu, Penurunan Kematian Anak, Peningkatan Status Gizi Masyarakat, Pengendalian Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dengan berbagai upaya kesehatan baik promotif, preventif, dan kuratif maupun rehabilitatif.
Salah satu wujud nyata kemitraan dengan Sanofi adalah fokus pada pencegahan diabetes dengan menjalankan program Train of Trainers dengan sasaran 5.500 tenaga kesehatan dalam jangka waktu 5 tahun.
"Semoga tahun-tahun berikutnya tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia. Jadi, ke depannya pihak medis banyak yang dapat menangani diabetes ini," kata Ekowati.