Senin, 24 Januari 2011
Kemenkes Selidiki Merebaknya Wabah Legionella
Kementerian Kesehatan akan terus menyelidiki dugaan wabah legionella di Bali, setelah dilaporkan ada beberapa turis Australia terkena serangan bakteri tersebut. Bakteri itu menyerang saluran pernapasan sehingga menimbulkan gejala seperti radang paru-paru (pneumonia). "Tadi pagi tim kami baru datang dari Bali dan akan memeriksa sampelnya di laboratorium di Yogyakarta. Mungkin hasilnya seminggu lagi baru kita ketahui," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, kepada wartawan di sela seminar bertajuk "Implementasi International Health Regulations (IHR)" di Jakarta, Rabu (19/1). Tjandra Yoga yang pada kesempatan itu didampingi Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menambahkan, selama melakukan penyelidikan atas kemungkinan terjadinya wabah legionella di Bali, Dinas Kesehatan setempat telah melakukan disinfektanisasi terhadap lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat penularan. "Ada dua daerah yang dilakukan disinfektanisasi," ujar Tjandra. Ia mengungkapkan, pihak Kementerian Kesehatan Australia juga telah menghubungi pihaknya mengenai kemungkinan adanya wabah di Australia lewat jaringan IHR yang diikuti kedua negara. Adanya jaringan itu memang mewajibkan suatu negara untuk melaporkan adanya dugaan kasus wabah agar dapat ditangani dan untuk antisipasi penularan selanjutnya. "Indonesia sejak 2007 telah mengimplementasikan dokumen IHR, sehingga kasus legionella dengan cepat kita informasikan dan segera diambil tindakan pencegahan agar tidak menimbulkan wabah di masing-masing negara," ucap Tjandra. Sementara itu, sepuluh orang turis asal Australia telah dipulangkan karena terjangkit penyakit legionella yang merupakan suatu penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri legionella dan menyerang saluran napas di paru-paru. "Saya dengar, legionella juga menimbulkan outbreak di kampung halaman turis tersebut. Bahkan sudah ada tiga orang yang dinyatakan positif mengidap legionella," tutur Chandra Yoga. Dijelaskan, legionella merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan sehingga menimbulkan gejala semacam radang paru-paru. Bakteri itu bisa hidup di dalam air selama beberapa bulan dan sering terdapat dalam cairan sistem pendingin ruangan. Dari beberapa penelitian, angka kematian akibat penyakit tersebut sekitar 15 persen. Selain menimbulkan peradangan, legionella juga menyerang ginjal, saluran pencernaan, dan sistem saraf. "Keluhan penderita biasanya batuk yang cukup hebat, tetapi tidak banyak dahak disertai demam yang cukup tinggi. Selain itu, penderita kelihatan lemah, mengeluh pegal-pegal, sakit perut, mual dan mungkin diare. Pada penderita bisa juga ditemukan penumpukan cairan di selaput paru-parunya," tuturnya. Lewat foto rontgen dada, menurut Tjandra, akan tampak gambaran seperti pneumonia pada umumnya. Begitu juga pada pemeriksaan dokter. Pada pemeriksaan darah akan ditemukan berbagai kelainan seperti peningkatan jumlah sel darah putih berkisar 10.000-20.000. Penyebaran bakteri legionella bisa berlangsung sporadis. Jika ditemukan berbagai keluhan seperti yang telah dibahas pada suatu ruangan ber-AC, dianjurkan segera menghubungi dokter karena pengobatan harus dilakukan sedini mungkin. Apabila penyakit dibiarkan berkelanjutan, akan terjadi keterlambatan dalam penanganan yang mungkin bisa berakibat fatal. (Tri Wahyuni)
0 komentar:
Posting Komentar