Tim Investigasi Kemenkes yang telah mengunjungi sejumlah kampung di
Distrik Kwor, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, memastikan tidak pernah
terjadi bencana kelaparan di sana.
Sebelumnya sejumlah LSM di Papua Barat melaporkan telah terjadi kejadian
luar biasa (KLB) di sejumlah kampung pada distrik tersebut yang telah
menewaskan 95 orang.
"Usai diverifikasi, tim memastikan tidak ada bencana kelaparan di sana.
Hasil panen di sana malah tergolong melimpah," sebut Kepala Pusat
Komunikasi Publik Kemenkes Murti Utami lewat surat elektronik, Jumat
(12/4).
Menurut Murti, di ketiga kampung yang sebelumnya diberitakan terjadi
bencana kelaparan dan gizi buruk, yakni di Kampung Jokbijoker, Mbatde,
dan Kwesefo malah baru saja panen. Hasil kebun seperti ubi-ubian (kasbi,
keladi, petatas), pisang, sagu, jagung, buah-buahan dan bermacam
sayuran cukup melimpah di ketiga kampung tersebut.
Tim memang menemukan beberapa kasus kematian. Namun jumlahnya tidak
mencapai puluhan seperti yang diisukan. Hasil investigasi mencatat
terdapat 7 warga kampung Jokbijoker meninggal.
Jumlah ini merupakan akumulasi dari kematian tahun sebelumnya, sedangkan
jumlah kematian periode triwulan I tahun 2013 adalah 2 orang terdiri
dari 1 orang ibu hamil dan 1 orang Lansia. Dengan demikian tidak
terbukti adanya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sedangkan tim yang diturunkan ke Kwesepo melaporkan tidak ditemukan
adanya kematian pada tahun 2013. Kejadian kematian hanya terjadi pada
tahun 2012 sebanyak 3 orang dan tahun 2011 sebanyak 3 orang.
Adapun jenis penyakit yang sering menyerang warga utamanya adalah ISPA,
cacingan, malaria, anemia, penyakit kulit, dan diare. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pelayanan kesehatan akibat geografis wilayah yang
sangat sulit.
Dalam mendata, lanjut Murti, Tim Investigasi mengumpulkan data primer
melalui wawancara langsung dengan penderita, penduduk setempat atau
petugas kesehatan yang mengetahui adanya kejadian kesakitan, kematian,
dan masalah gizi. Selain itu juga dilakukan observasi lingkungan pada
lokasi kejadian.
Sementara data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Tambrauw, Bidan desa dan data dari pelayanan kesehatan lainnya yang
berada di wilayah dugaan KLB serta laporan dari pemerintah setempat.
(Cornelius Eko Susanto)
-->
0 komentar:
Posting Komentar